RENUNGAN SEJUK KATOLIK
Daftar Isi [Tampilkan]
Terima Kasih Sudah Mampir Untuk Memberikan Waktu Untuk Mendengarkan Renungan Dari Firman Tuhan Hari Ini.
RENUNGAN SEJUK KATOLIK "Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam". Mazmur 1:2
RENUNGAN SEJUK KATOLIK
"Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam". Mazmur 1:2
1. Hidup Hati Yesus Melalui Hati Bunda Maria.
π Tanggal: 21/07/2024
π Bacaan : Yer.23:1-6. Ef. 2:13-18, Mrk. 6:30-34. Rm. Agustinus Riyanto, SCI
Saudara-saudariku pencinta renungan Tuhan yang mengasihi dan dikasihi Tuhan, sering orang mendengar kata Ora et labora atau Berdoa dan Bekerja sebagai dua sisi kehidupan yang menjadi prinsip hidup. Dua hal itu diperjuangkan dalam hidup kita menjadi ritme kehidupan secara seimbang. Ada bahaya dalam kehidupan ini kalau kita hanya mengutamakan yang satu dan mengabaikan lainnya. Bahaya pertama adalah bahaya karena kegiatan yang terus-menerus. tidak ada seorang pun di dunia ini yang dapat bekerja tanpa mengambil waktu untuk beristirahat. Juga, tidak ada seorang pun yang dapat menjalani hidupnya sebagai seorang Kristiani apabila dia tidak menyediakan waktu untuk berada bersama Allah.
Bahaya pula kalau seseorang itu menarik kalau seseorang itu menarik diri terlalu lama dalam kerohanian melalui berbagai kegiatan doa, ibadah, devosi, tanpa disertai tindakan dan kehadiran nyata dalam kehidupan sehari-hari berhadapan dengan sesama dan lingkungan hidupnya. Karena iman dan olah rohani hanya akan bernilai ketika menghasilkan banyak buah dalam tindak kebaikan bagi banyak orang. Ora et labora yang dimulai oleh para rahib Benediktin memang bukanlah sekedar motto kosong.
Kita tidak pernah boleh mencari persekutuan dengan Allah agar dapat menghindarkan diri dari persekutuan dengan sesama manusia, melainkan untuk menyiapkan diri kita agar lebih baik dalam bersekutu dengan sesama manusia.
Namun cukupkah hanya dengan keseimbangan Doa dan Karya bagi hidup kita? Masih dibutuhkan satu hal yang sangat penting untuk mendasari keduanya, yaitu Belas Kasih. Belas kasihan adalah emosi dan perasaan manusia yang muncul dari kedalaman hati. Perasaan tersebut lebih kuat daripada empati karena memunculkan dorongan untuk bertindak bagi orang lain dengan mengabaikan kepentingan diri sendiri. Belas kasih mencul dari rasa cinta mendalam yang mewujudkan melalui tindakan nyata. Yesus juga berkarya dan berdoa, namun keduanya didasarkan pada kasih IlahiNya. Hati esus tergerak oleh belas kasihan. Ia bertindak bukan hanya berdasarkan pertimbangan hukum belaka, tetapi karena Kasihnya kepada manusia. Belas kasih dalam diri-Nya, menjadi dasar bagi Yesus untuk mengambil tindakan nyata bagi orang-orang yang membutuhkan pertolongan-Nya.
Belas kasihan membuat Yesus mengesampingkan egoNya. Kebutuhan-Nya untuk menyendiri dan beristirahat dikesampingan, demi menjawab kebutuhan orang banyak. Tidak ada artinya kedekatan kita pada Tuhan dalam berbagai olah rohani kalau tidak dilandasi kasih kita kepada Allah. Tidak ada nilainya keaktifan kita melayani sesama tanpa adanya kasih kita kepada sesama. Saudara-saudariku terkasih, Sikap Yesus ini menjadi pelajaran sekaligus contoh bagi kita untuk menempatkan belas kasih sebagai pondasi hidup kita, termasuk dalam kegiatan rohani dan karya pelayanan. Semoga dengan demikiran, kita sebagai murid-muridnya dapat memacarkan karya keselamatan Allah melalui seluruh aspek kehidupan dan kehadiran kita. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
2. Allah Yang Maha Baik
π Tanggal: 28/07/2024
π Bacaan : 2 Raja-Raja. 4:42-44. Ef. 4:1-6, Yoh. 6:1-15.
Sahabat terkasih yang dikasihi oleh Tuhan, duet dua murid Yesus asal Betsaida. Filipus dan Andreas ini sering ditampilkan oleh penginjil Yohanes. Pada kesempatan ini Yesus menguji iman Filipus: melihat kebutuhan akan makan yang begitu besar, apa atau siapa yang dia andalkan? Filipus melihat terlalu banyak orang, sehingga makanan seharga 200 dinar sekalipun tidak akan cukup dan perlu lebih banyak dana. Sebaliknya, Andreas melihat jumlah makanan yang terlalu sedikit. Limat roti dan dua ikan tidak mungkin untuk mencukupi bagi 5000 orang.
Sahabat yang terkasih, tampaknya Filipus dan Andreas gagal memahami, gagal mengerti apa yang hendak disampaikan Sang Guru. Mereka terpaku pada soal kalkukasi, perhitungan yang hanya mengandalkan kemampuannya sendiri. Mereka sama sekali tidak memperhitungkan maksud Tuhan. Bisa jadi setiap kali Yesus menguji kita: siapa yang kita andalkan? Kita melakukan yang kurang lebih sama dengan apa yang dilakukan oleh Filipus dan Andreas, terlalu mengandalkan diri sendiri, baik kekuatan maupun ketidakberdayaan kita tanpa memperhitungkan campur tangan Allah.
Sahabat yang dikasihi Tuhan, kita diajak untuk belajar dari anak kecil dalam kisah. Anak kecil itu menyerahkan makan siang dari ibunya kepada Yesus. Anak kecil itu tidak disebutkan namanya, bahkan kita tidak tahu siapa dia sampai sekarang. Saya yakin, anak kecil itu juga tidak tahu dampak dari pemberiannya itu. Akan tetapi, tindakan anak kecil itu, pemberiannya itu talah menginspirasi sangat banyak tentang pekerjaan-pekerjaan Tuhan, tentang belas asih dan kemurahan Allah bahkan sampai dengan hari ini.
Kita bisa mengatakan bahwa Allah tidak hanya mencari orang yang bertalenta besar untuk dijadikan partner-Nya. Ia justru mencari orang-orang yang murah hati dan orang-orang yang tidak terpaku pada soal kalkulasi, atau perhitungan yang hanya mengandalkan kemampuan diri. Tidak ada seorang pun yang perlu merasa kecil dihadapan Allah. Dia justru akan memberikan lebih dari yang kita butuhkan ketika kita melibatkan Dia, mau dengan tulus menyerahkan apa yang kita miliki, entah bagi Allah maupun bagi sesama, khususnya mereka yang berkekurangan dan mengalami berbagai kesulitan.
3. Roti Surga
π Tanggal: 4/08/2024
π Bacaan : Keluaran 16:2-4.12-15, Efesus 4:17.20-24, Yoh.6:24-35
Renungan singkat edisi hari Minggu dalam Pekan Biasa yang ke 18, tanggal 4 Agustus 2024. Mari kita baca bersama perikop pada hari ini yang diambil dari Injil Yohanes 6:24-35. Para pendengar pencinta renungan yang budiman, dalam Injil hari ini, Yesus megatakan bahwa mereka yang telah makan roti dan ikan, cari dan datang kepadaNya bukan karena mereka telah melihat tanda-tanda, tetapi karena mereka memiliki semua roti yang ingin mereka makan. Oleh karena itu, Yesus menegur dan meminta mereka untuk tidak bekerja bagi makanan yang tidak dapat bertahan lama, tetapi bekerja untuk makanan yang bertahan sampai kepada kehidupan yang kekal. Berangkat dari pernyataan Yesus ini, kemudian mereka bertanya kepada Yesus apa yang harus mereka lakukan agar dapat melakukan pekerjaan yang Tuhan inginkan. Dan Yesus menjelaskan bahwa bekerja untuk Tuhan berarti mereka harus percaya kepada Dia yang telah Ia utus. Lalu mereka bertanya, tanda apakah yang akan Yesus berikan untuk menunjukkan kepada mereka bahwa mereka harus percaya kepada-Nya.
Para pendengar yang terkasih, disinilah Yesus membawa mereka kembali kepada tujuan mengapa mereka mencari-Nya. Sebelumnya, mereka telah memakan roti itu sepuasnya. Namun, tampaknya mereka tidak memahami tanda yang Yesus tunjukkan kepada mereka dalam roti itu. Roti itu adalah tanda kasih Tuhan kepada mereka. Yesus adalah roti sejati yang turun dari surga. Roti sejati yang memberi hidup kepada dunia dan mengisi hati yang kosong dan lapar. Mereka hanya tertarik untuk mengisi perut mereka yang kosong dan lapar, akan tetapi hati mereka tetap kosong dan lapar kerena mereka tidak dipenuhi dengan roti kehidupan dan kebenaran. Oleh karena itu, melihat tanda yang diberikan Yesus berarti menjalani revolusi rohani sehingga kita dapat mengenakan hidup baru yang diciptakan menurut cara Allah, yaitu hidup yang dipenuhi dengan kebaikan, kekudusan dan kebenaran. Dan tujuan kita untuk menerima Yesus, roti kehidupan, adalah untuk membuka mata kita terhadap kehidupan, dan melihat bagian mana dalam kehidupan kita yang dapat kita kembangkan dalam kebahagiaan dan kasih yang sejati.
Para pendengar yang terkasih dalam Tuhan Yesus Kristus, kita telah menerima barangkali Roti hidup yang diberikan oleh Yesus setiap kali kita ambil bagian dalam perayaan Ekaristi. Pertanyaan adalah: apakah Roti yang telah kita terima itu membawa revolusi kehidupan dalam keseharian kita? Apa yang seharusnya kita kerjakan saat ini sebagai seorang yang telah menerima Roti kehidupan yang berasal dari Yesus? Apakah Roti hidup yang Yesus tawarkan ini masih relevan dan cocok untuk kehidupan kita di jaman sekarang ini? Akhir kata, semoga Yesus, roti kehidupan, memuaskan rasa lapar hati kita dan dahaga jiwa kita, sehingga kita menjadi tanda-tanda yang menunjuk kepada Tuhan. Dan semoga kasih Tuhan memberkati langkah dan perjuangan hidup kita di sepanjang hari ini, serta semoga Hati Kudus Yesus senantiasa merajai hati kita semua. Amin
4. Kebijaksanaan
π Tanggal: 09/02/2025
π Bacaan : Yesaya.6:1-2a.3-8, 1 Kor 15:3-8, Luk.5:1-11
Dalam ajaran Katolik, memilih pilihan hidup yang benar berkaitan erat dengan pencarian dan pelaksanaan kehendak Tuhan dalam hidup kita. Ada beberapa prinsip dasar yang bisa membantu dalam menentukan pilihan hidup yang benar menurut ajaran Katolik:
1. Doa dan Bimbingan Roh Kudus: Berdoa untuk meminta petunjuk Tuhan adalah langkah pertama yang penting. Dalam doa, kita bisa memohon Roh Kudus untuk memberikan kebijaksanaan dan membantu kita membedakan mana yang benar dan mana yang salah
2. Kehendak Tuhan: Menyelaraskan hidup dengan kehendak Tuhan adalah hal yang utama. Ini bisa dilakukan dengan membaca Kitab Suci, mengikuti ajaran Gereja, dan mendengarkan suara Tuhan melalui hati nurani kita. Ajaran moral Katolik mengajarkan kita untuk hidup dengan cinta kasih, kejujuran, dan kedamaian.
3. Ajaran Gereja: Gereja Katolik memiliki ajaran moral yang jelas mengenai berbagai aspek kehidupan. Sebagai contoh, mengenal pernikahan, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Mengikuti ajaran Gereja bisa membantu seseorang mengambil keputusan yang sesuai dengan ajaran Katolik.
4. Keseimbangan antara kebebasan pribadi dan tanggung jawab: Pilihan hidup yang benar juga melibatkan tanggung jawab terhadap sesama. Dalam ajaran Katolik, kita diajarkan untuk hidup tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk kebaikan orang lain.
5. Tanya kepada Orang Bijak: Mendiskusikan pilihan hidup dengan seorang imam, pengarah rohani, atau orang yang memiliki pengalaman hidup yang baik dalam iman Katolik juga dapat memberi perspektif yang berguna.
Setiap pilihan hidup harus mendekatkan kita pada tujuan hidup yang utama dalam ajaran Katolik, yaitu hidup untuk Tuhan dan sesama.
Ayat Emas:
"Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang."

0 Response to "RENUNGAN SEJUK KATOLIK"
Post a Comment